Sabtu, 29 Oktober 2011

April Mop : umat islam di Bantai kaum Kafir

Senin, 29/03/2010 15:23 WIB | Arsip | Cetak
Maret akan segera usai. Bulan April menjelang. Ada suatu kebiasaan jahiliah yang patut kita waspadai bersama sebagai seorang Muslim; 1 April sebagai hari April Mop. April Mop sendiri adalah hari di mana orang-orang diperbolehkan menipu dan berbohong kepada orang lain. Tapi tahukah Anda apakah April Mop itu sebenarnya?
Sejarah April Mop
Sebenarnya, April Mop adalah sebuah perayaan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara salib yang dilakukan lewat cara-cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekadar hiburan atau keisengan belaka.
Biasanya orang akan menjawab bahwa April Mop—yang hanya berlaku pada tanggal 1 April—adalah hari di mana kita boleh dan sah-sah saja menipu teman, orangtua, saudara, atau lainnya, dan sang target tidak boleh marah atau emosi ketika sadar bahwa dirinya telah menjadi sasaran April Mop. Biasanya sang target, jika sudah sadar kena April Mop, maka dirinya juga akan tertawa atau minimal mengumpat sebal, tentu saja bukan marah sungguhan.
Walaupun belum sepopuler perayaan tahun baru atau Valentine's Day, budaya April Mop dalam dua dekade terakhir memperlihatkan kecenderungan yang makin akrab di masyarakat perkotaan kita. Terutama di kalangan anak muda. Bukan mustahil pula, ke depan juga akan meluas ke masyarakat yang tinggal di pedesaan. Ironisnya, masyarakat dengan mudah meniru kebudayaan Barat ini tanpa mengkritisinya terlebih dahulu, apakah budaya itu baik atau tidak, bermanfaat atau sebaliknya.
Perayaan April Mop berawal dari suatu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan? April Mop, atau The April's Fool Day, berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 M, atau bertepatan dengan 892 H.
Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Perancis. Perancis Selatan dengan mudah dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walaupun sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Goth dan Navaro di daerah sebelah barat yang berupa pegunungan. Islam telah menerangi Spanyol.
Karena sikap para penguasa Islam yang begitu baik dan rendah hati, banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan saja beragama Islam, namun sungguh-sungguh mempraktikkan kehidupan secara Islami. Tidak saja membaca Al-Qur'an, namun bertingkah-laku berdasarkan Al-Qur'an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.
Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun selalu gagal. Maka dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam Spanyol.
Akhirnya mereka menemukan cara untuk menaklukkan Islam, yakni dengan pertama-tama melemahkan iman mereka melalui jalan serangan pemikiran dan budaya. Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirimkan alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari daripada membaca Al Qur'an. Mereka juga mengirimkan sejumlah ulama palsu untuk meniup-niupkan perpecahan ke dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.
Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan salib. Penyerangan oleh pasukan salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang dibantai, tetapi juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua. Satu-persatu daerah di Spanyol jatuh.
Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di Spanyol (juga disebut orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara salib terus mengejar mereka. Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara salib mengetahui bahwa banyak muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka.
Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Namun beberapa dari orang Muslim diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah disediakan, mereka pun segera bersiap untuk meninggalkan Granada dan berlayar meninggalkan Spanyol.
Keesokan harinya, ribuan penduduk muslim Granada keluar dari rumah-rumah mereka dengan membawa seluruh barang-barang keperluan, beriringan berjalan menuju ke pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai pasukan salib, memilih bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumah mereka. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara salib menggeledah rumah-rumah yang telah ditinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika mereka membakari rumah-rumah tersebut bersama dengan orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya.
Sedang ribuan umat Islam yang tertahan di pelabuhan, hanya bisa terpana ketika tentara salib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dengan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Sedang para tentara salib telah mengepung mereka dengan pedang terhunus.
Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara salib segera membantai umat Islam Spanyol tanpa rasa belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman.
Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh dunia kristen setiap tanggal 1 April sebagai April Mop (The April's Fool Day). Pada tanggal 1 April, orang-orang diperbolehkan menipu dan berbohong kepada orang lain. Bagi umat kristiani, April Mop merupakan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara salib lewat cara-cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekedar hiburan atau keisengan belaka.
Bagi umat Islam, April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. Hari di mana ribuan saudara-saudaranya se-iman disembelih dan dibantai oleh tentara salib di Granada, Spanyol. Sebab itu, adalah sangat tidak pantas juga ada orang Islam yang ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Siapapun orang Islam yang turut merayakan April Mop, maka ia sesungguhnya tengah merayakan ulang tahun pembunuhan massal ribuan saudara-saudaranya di Granada, Spanyol, 5 abad silam.
Jadi, perhatikan sekeliling Anda, anak Anda, atau Anda sendiri, mungkin terkena bungkus jahil April Mop tanpa kita sadari. (sa/berbagaisumber)

Sabtu, 01 Oktober 2011

10 bersaudara bintang Alqur’an

10 bersaudara bintang Alqur’an

10 Bersaudara Bintang Al Qur’an, buku islami, buku islam, Izzatul Jannah, Irfan Hidayatullah Penerbit : Sygma
buku islami, seri wawasan keislaman

10 Bersaudara Bintang Al Qur’an

Pengarang : Izzatul Jannah, Irfan Hidayatullah
Penerbit : Sygma

Harga Rp. 34. 000

10 Bersaudara Bintang Al Qur’an bertutur secara inspiratif kepada kita. Di tengah kesibukan seperti apa pun kita masih berkesempatan untuk menjadikan anak-anak kita sebagai bintang. Buku ini berbagi kisah, bagaimana menularkan semangat dan mengjarkan Al Qur’an kepada anak-anak kita dan apa saja ikhtiar yang bisa ditempuh untuk mengantarkan putra dan putri kita menjadi hafiz Al Qur’an, terutama di tengah budaya tontonan yang begitu gencar dan sangat vulgar.
Inilah sebuah kisah inspiratif dan luar biasa tentang sebuah keluarga supersibuk yang kesepuluh anaknya tumbuh menjadi bintang.
Buku ini tentu mengajarkan keteladanan bahwa menghafal Quran itu bisa dilakukan oleh siapa pun, termasuk oleh keluarga yang supersibuk sekalipun. Faktanya sudah sedemikian nyata. Oleh karena itu, sejatinya seluruh keluarga Muslim sudah dapat mulai membiasakan menghafal Alquran sejak sekarang.
Bagaimana cara dan memulainya? Teladani keluarga 10 bersaudara ini melalui buku 10 Bersaudara Bintang Alquran. Selamat membaca.
Al-Quran adalah satu-satunya kitap suci yang dijamin keasliannya sampai saat ini. Sebagai kitab suci agama samawi, Al-Quran juga turun dari langit yang maha tinggi. Jadi, Al-Quran itu bukan hasil karya manusia. Selain menurunkan Al-Quran, ALLAH SWT juga menjaga kemurnian kitab suci ini sampi hari kiamat tiba.
Untuk itu diciptakanlah jutaan manusia penghafal Al-Quran di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, bahkana ada sepuluh saudara kandung yang mampu menjadi penghafal Al-Quran. Dan yang lebih membanggakan lagi, mereka bukan hanya hafal Al-Quran saja, namun juga punya prestasi pada masing-masing bidang yang digelutinya.
Buku islami ini memberi ajaran kepada kita semua bahwa menghafal Al-Quran itu dapat dilakukan oleh siapa saja. Untuk itulah sebagai orang muslim kita harus mau belajar untuk menghafal Al-Quran sejak sekarang, tidak perlu ditunda lagi.
untuk pemesanan 0815 8 4444 358 

info buku lebih lengkap KLIK DISINI

Rabu, 28 September 2011

sembuh dengan satu titik

sembuh dengan satu titik

sembuh dengan satu titik, buku islami, buku islam, panduan bekam, dr. Wadda` A.Umar, Al-Qowam Publishing
buku islami, seri kesehatan

Sembuh Dengan

Satu Titik

Penulis : dr. Wadda` A.Umar
Penerbit : Al-Qowam Publishing
Isi : 258 Halaman

Harga Rp. 41. 000

Memasang gelas bekam, lalu mengeluarkan darah dari kulit pasien bukan masalah sulit bagi kebanyakan orang! Tapi, bukan keahlian ini saja yang dibutuhkan oleh juru bekam. Banyak hal lain yang harus dipahami agar seseorang bisa menjadi pakar dalam terapi yang direkomendasi oleh Nabi sebagai pengobatan terbaik ini. Buku Sembuh dengan Satu Titik, yang ada di tangan Anda merupakan referensi yang sangat menunjang keahlian terapi bekam. la mengajak Anda untuk lebih paham tentang cara membekam, metode penanganan pasien, dan bagaimana menentukan titik-titik bekam yang efektif. Setiap jenis penyakit, secara gamblang diberikan solusi titik-titik yang seharusnya dibekam. Titik-titik bekam di bagian dada dan perut, punggung, serta kepala diuraikan beserta fungsi pengobatannya. Titik-titik bekam Nabi pun dipaparkan lengkap dengan fungsi pengobatan dan gambarnya. Yang lebih penting, melalui buku ini, dr. Wada A. Umar rnenjelaskan bahwa ternyata satu titik bekam, dengan izin Allah, bisa menyembuhkan penyakit. Semoga, dengan memahami buku ini, Anda mampu mempraktikkan terapi bekam secara benar dan profesional. Anda tentu penasaran jika tidak membaca buku ini!
Membuktikan Kemujaraban BEKAM untuk 100 Penyakit.
- Titik Bekam Meridian
- Titik Bekam Dada
- Titik Bekam Perut
- Titik Bekam Punggung
- Titik Bekam Kepala
- Titik Bekam Nabi
untuk pemesanan hubungi 0815 8 4444 358


kami juga menjualkan ALAT BEKAM untuk anda. berminat memiliki ALAT BEKAM sendiri.
silahkan LIHAT DISINI

Minggu, 24 Juli 2011

Jalan Golongan Yang Selamat

Jalan Golongan Yang Selamat

Jalan Golongan Yang Selamat, buku islami, buku islam, darul haq, Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
buku islami, seri akidah

Jalan Golongan Yang Selamat

undefined

Penulis : Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu

Harga : Rp.27.500,-

Deskripsi : xvi + 191 hal. (S)
Golongan manakah yang selamat di antara sekian banyak golongan yang muncul di tengah-tengah umat Islam? Temukan jawabannya dalam buku ini. Buku ini memberikan penjelasan yang praktis dan gamblang tentang ciri-ciri golongan yang selamat, jalan dan cara meraihnya. Buku ini juga mengajak anda menikmati tema-tema penting lain sebagai senjata mendapatkan keselamatan. Semua disajikan dengan bahasa yang mudah, metode penulisan yang argumentatif serta selalu merujuk kepada al-QurĂ¢€™an dan al-Hadits yang shahih. Selamat membaca buku islami ini

Kamis, 09 Juni 2011

sifat shalat Nabi

Sifat Shalat Nabi Saw

buku islami, buku islam, buku panduan shalat, sifat shalat nabi, fiqih shalat, gema insani, M. Nashiruddin Al Albani
Fiqih shalat

Sifat Shalat Nabi Saw

M. Nashiruddin Al Albani

Harga Rp. 127.500

Karya Syekh Albani ini berbeda dengan karya lainnya. Buku ini lebih sistematis, lengkap dan luas pembahasan serta takhrij haditsnya. Membacanya adalah langkah awal untuk menuju kesempurnaan shalat. Orang-orang yang mendirikan shalat dengan baik dan sempurna mendapatkan pahala, karunia, dan kemuliaan dari Allah swt.

untuk pemesanan hubungi : Helmi (021-36143623)

Selasa, 31 Mei 2011

QIYAMULLAIL - SHOLAT MALAM BUKTI KEIMANAN

QIYAMULLAIL - SHOLAT MALAM BUKTI KEIMANAN


   
    Setiap jiwa yang ingin berpengaruh dalam merubah realita kehidupan menuju kehidupan yang sempurna dan baik, maka harus lah memiliki bekal yang cukup, baik bekal akademik, fisik, maupun mental spiritual (ruhani). Contoh dalam hal ini adalah Rasulullah saw. Ia adalah manusia pilihan Allah, yang diberikan amanah yang sangat berat, yaitu membawa misi perubahan dari realita kehidupan manusia yang tidak menentu menuju kehidupan yang membawa keberkahan dan kebahagiaan, baik dunia maupun akhirat. Tugas Rasulullah adalah mengeluarkan manusia dari kegelapan jahiliyyah menuju cahaya kebenaran Islam, serta membebaskan mereka dari penyembahan manusia terhadap manusia lainnya, menuju penyembahan kepada pencipta manusia semata, yaitu Allah SWT. Oleh karena itu, Allah SWT memberikan arahan, bimbingan, dan pendidikan kepada Rasulullah dan segenap aktifis dakwah yang mengikuti sunnahnya, untuk memperkuat bekal ruhani melalui qiyamul lail (shalat malam), sebagai bekal dalam menunaikan misinya. Sebab, shalat malam—dikala manusia lelap dalam tidur, terputusnya hubungan dengan kebisingan dan hiruk pikuk kehidupan duniawi, serta tunduk khusyuk dihadapan Allah SWT, adalah sarana pendidikan para nabi dan orang-orang soleh dari ulama yang membawa misi kebaikan. Maka, merupakan suatu  keharusan bagi umat Islam, pengikut Muhammad saw, untuk memahami kedudukan, hukum, serta tatacara qiyamullail. Pada akhirnya, ia harus lah dipraktekkan, sehingga menjadi umat Islam menjadi umat yang memiliki bekal ruhani yang kuat dalam menghadapi tantangan dan rintangan hidup.


II.    DEFINISI QIYAMUL LAIL
   
    Secara etimologi, kata qiyamullail adalah kata majemuk dalam Bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu  qiyam yang berasal dari kata kerja qooma, yang berarti berdiri dan  allail, anonim dari kata annahar, yang berarti malam.
    Adapun menurut terminologi Islam, qiyamullai berarti shalat sunah yang dikerjakan pada waktu malam hingga menjelang subuh, yang senantiasa dikerjakan oleh Rasulullah saw. Shalat qiyamullail sering disebut dengan shalat tahajjud, yang berarti bangun tidur di malam hari untuk melakukan ibadah shalat.


III.    HUKUM SHALAT QIYAMUL LAIL

    Terdapat beberapa ayat Al-Qur’an yang menyangkut qiyamul lail atau shalat tahajjud, yakni sebagai berikut.

“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari , kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat. (al-Muzammil: 1-5)

“Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (al-Furqan: 64)

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu  di dunia adalah orang orang yang berbuat baik; Mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka  memohon ampun (kepada Allah).” ( az-Zariyat: 15-18 )

     “Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu diantara orang-orang yang sujud.” (asy-Syu’araa: 217-219)

“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (al-Israa`: 7)

Selain itu, terdapat beberapa hadits yang menjelaskan shalat malam (qiyamullail).

Dari Abu Hurairah, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Shalat yang afdhal setelah shalat fardhu adalah shalat malam (qiyamul lail).’” (HR. at-Tirmidzi)

Aisyah binti Abu Bakar ra. berkata, ”Tidak pernah Rasulullah saw. masuk ke kamarku setelah shalat isya, kecuali setelah mengerjakan shalat malam sebanyak empat atau enam raka’at.” (HR. Abu Daud)

    Para ulama fiqih berbeda pendapat hukum melaksanakan shalat malam bagi Rasulullah saw. Pertama, Sebagian berpendapat hukumnya mandub (sunah). Kedua, Sebagian lagi berpendapat bahwa shalat malam hukumnya wajib bagi Rasulullah.
    Kedua kelompok ini sama-sama berargumentasi dengan ayat tujuh puluh sembilan dari surah al-Isra. Mereka berbeda pendapat dalam memahami kata nafilah. Kelompok pertama memahami nafilah dengan sunah, sementara kelompok kedua berpendapat nafilah berarti tambahan sebagaimana kata nafilah yang terdapat dalam surah al-Anbiyaa` ayat dua puluh satu.
    Adapun bagi umat Islam, melaksanakan shalat malam hukumnya sunah (mandub)  Said Sabiq, ahli fiqih dari Mesir, mengatakan, ”Sekali pun surah al-Isra ayat tujuh puluh sembilan secara lahiriyyah ditujukan khusus kepada Rasulullah saw., tetapi secara umum ia ditujukan untuk seluruh umat Muhammad saw.”


IV.    JUMLAH RAKAAT QIYAMUL LAIL

    Ada beberapa hadits yang berbeda mengenai jumlah rakaat qiyamul lail yang dilakukan oleh Rasulullah saw.
    1. Hadits dari Zaid bin Khalid al-Jahanni, dari Ibnu Abbas, yang menjelaskan bahwa Rasulullah saw. pernah mengerjakan shalat malam sebanyak tiga belas rakaat, dan tiga diantaranya adalah shalat witir. Hadist ini diriwayatkan Imam Muslim.
    2. Hadits dari Aisyah ra., yang menyatakan diantara shalat malam yang dilakukan oleh Rasulullah saw. ada yang berjumlah sebelas rakaat, dan tiga diantaranya adalah witir. Hadist ini juga diriwayatkan Imam Muslim.
    3. Amir bin Syarahil asy-Sya’bi berkata, ”Saya bertanya kepada Abdullah bin Abbas tentang shalat malam Rasulullah saw., ia menjawab, ‘Rasulullah saw. melakukan shalat malam sebanyak tiga belas rakaat, delapan rakaat shalat tahajud, dan tiga rakaat shalat witir, serta dua rakaat shalat sebelum fajar.” (HR. Muslim)

    Ibnu Qudamah menyimpulkan hadits-hadist di atas dengan berkata,” Rasulullah saw. pernah melakukan shalat malam 11 rakaat dan pernah pula 13 rakaat. Karena itu, untuk umat Muhammad saw.,  tidak ada batas jumlah rakaat yang ditentukan dalam shalat malam, baik dalam batas minimal maupun maksimal.”
Samrah bin Jundab berkata, ”Rasulullah saw. menyuruh kami melakukan shalat malam, baik sedikit maupun banyak jumlahnya rakaatnya, dan mengakhirinya dengan shalat witir.” (HR. at-Thabrani)

    Ibnu Abbas berkata, ”Rasulullah saw. menyuruh kami melakukan shalat malam dan membuat kami senang melakukannya, hingga Rasulullah saw. bersabda, ‘Seyogyanya anda mengerjakan shalat malam, walaupun hanya satu rakaat.’ ” (HR. at-Thabrani)


V.    WAKTU PELAKSANAAN QIYAMUL LAIL
   
    Waktu pelaksanaan shalat malam dimulai  setelah Shalat Isya sampai fajar. Oleh karena itu, shalat malam bisa dilakukan di awal, tengah, atau akhir malam, selama dilakukan setelah shalat isya. Akan tetapi, shalat malam lebih afdhal bila dilakukan di pertengahan malam. Hal ini berdasarkan hadits dari Amar bin Usbah, ”Saya bertanya kepada Rasulullah, ’Di bagian malam yang mana do’a lebih  mungkin dikabulkan?’ Rasulullah saw. menjawab, ‘Pertengahan malam kedua….’” (HR. Abu Dawud)

 Namun, lebih afdhal lagi bila dilakukan pada sepertiga akhir malam. Hal ini berdasarkan hadits dari Abi Hurairah yang meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,    “Allah pada setiap  malam turun dari langit ke dunia. Ketika sampai pada sepertiga akhir malam, Allah berfirman, ‘Barangsiapa berdo’a kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya, barangsiapa meminta kepada-Ku, pasti Aku akan memberinya, dan barangsiapa yang meminta ampun kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni.” (HR. Jama’ah—mayoritas ahli hadits)


VI.    TEMPAT DAN TATA CARA PELAKSANAANNYA

    Shalat malam lebih utama dilaksanakan di rumah. Rasulullah bersabda, “Seyogyanya kamu melakukan shalat malam di rumahmu. Sesungguhnya, sebaik-baiknya shalat seseorang adalah di rumahnya, kecuali shalat wajib.” (HR. Muslim)

    Bacaan shalat malam boleh dikeraskan, tetapi boleh juga perlahan. Akan tetapi, apabila bacaan yang keras itu mengganggu orang lain, maka lebih baik perlahan saja. Adapun Rasulullah melakukan shalat malam dengan rakaat yang panjang, dan bagi umatnya dianjurkan demikian pula adanya, dan apabila mampu, maka lebih utama kalau bacaannya mencapai satu juz Al Qur`an.
    Ibnu Qoyyim al-Jauziah menyebutkan beberapa macam cara Rasulullah saw. melaksanakan shalat malam, antara lain sebagai berikut.

1.    Dimulai dengan shalat sunah dua rakaat yang ringan, kemudian dilanjutkan dengan shalat sebelas rakaat. Hal ini dilakukan dengan cara dua rakaat sekali salam, dan ditutup dengan shalat witir. Cara ini sebagaimana disebutkan oleh Aisyah ra.. (HR. Muslim)
2.    Sama dengan cara di atas, tetapi tidak didahului oleh shalat dua rakaat sebelumnya. (HR. Ibnu Abbas)
3.    Shalat delapan rakaat, dan setiap dua rakaat salam. Kemudian, ia ditutup dengan shalat witir lima rakaat berturut-turut dengan satu kali salam.(HR. Muslim)
4.    Shalat delapan rakaat, dan hanya duduk pada rakaat yang kedelapan untuk berdzikir, bertahmid, dan berdoa. Kemudian,  kembali melanjutkan shalat (tanpa salam) untuk rakaat yang kesembilan, lalu duduk, membaca tahiyat, dan salam. Kemudian, mengerjakan dua rakaat dengan duduk. (HR. Muslim)
5.    Ketika ditanya oleh Abu Salama, Aisyah ra. berkata, “Rasulullah saw. melaksanakan shalat tiga belas rakaat, delapan rakaat shalat malam, dan tiga rakaat shalat witir. Kemudian, beliau melakasanakan dua rakaat dalam keadaan duduk: apabila  ia ingin melakukan ruku’, maka ia berdiri, lalu rukuk. Rasulullah lalu melakukan sahlat dua rakaat kembali, yakni antara adzan dan iqamah untuk shalat shubuh.” (HR.Muslim)
6.    Melakukan  shalat dengan cara dua rakaat satu kali salam, kemudian shalat witir tiga rakaat sekaligus, dengan satu kali salam. (HR. Ahmad, dari Aisyah)
7.    Rasulullah saw. shalat sebanyak empat rakaat. Rasulullah membaca Subhana robbiyal adzim (Maha Suci Tuhan-ku Yang Agung) pada waktu rukuk, yang panjangnya sama ketika beliau berdiri. Beliau lalu bersujud dengan membaca Subhana robbiyal a’laa wa bihamdihi (Maha Suci Tuhan-ku Yang Tinggi dan segala puji bagi-Nya), yang lamanya sama ketika beliau berdiri. Apabila beliau melakukan shalat ini, maka beliau melakukan shalat witirnya diawal malam, ditengah malam, atau diakhir malam. Sepanjang malam itu, Rasulullah tetap bangun dengan membaca secara berulang-ulang ayat seratus delapan belas dari surah al-Maa-idah, ‘Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka itu adalah hamba-hamba Engkau’. (HR. Annasa’i)

Berdasarkan keterangan di atas, maka shalat malam boleh dilakukan dua rakaat atau empat rakaat dengan sekali salam. Adapun Imam as-Syafi’i menganjurkan pelaksanaan shalat sunnah, baik shalat sunnah yang dilakukan dilakukan malam hari atau pun siang hari dengan cara dua rakaat sekali salam.
    Namun, Imam Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan asy-Syaebani, keduanya pemuka ulama madzhab Hanafi, mengatakan bahwa shalat sunah lebih utama dilakukan dua rakaat dengan satu salam apabila dilakukan di malam hari, dan empat rakaat satu salam apabila dikerjakan di siang hari. Imam Abu Hanifah sendiri berpendapat bahwa shalat sunah lebih utama dilakukan empat rakaat dengan satu salam, baik dilakukan siang hari maupun malam hari.


VII.    ETIKA SHALAT MALAM

    Sayid Sabiq dalam bukunya Fiqih Sunnah mengatakan, ”Bagi orang yang ingin melaksanakan shalat malam hendaklah melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1.    Berniat untuk melakukan shalat malam sebelum tidur;
2.    Ketika bangun tidur, hendaklah membersihkan muka dan bersiwak;
3.    Memulai shalat malam dengan melakukan shalat ringan dua rakaat;
4.    Membangunkan keluarganya;
5.    Menunda shalat malam dan tetap tidur, apabila dalam keadaan mengantuk, hingga hilang rasa ngantuknya;
6.    Tidak memaksakan diri dan melakukannya dengan kadar kemampuan yang ada;
7.    Tetap melakukannya dengan terus-menerus, kecuali dalam keadaan darurat 


VIII.    FUNGSI DAN KEUTAMAAN SHALAT MALAM

    Al-Qur`an dan Sunnah Rasulullah saw. banyak membahas fungsi dan keutamaan shalat malam. Diantaranya sebagaimana disebutkan di bawah ini.
Pertama, Dengan shalat malam, sesorang dapat menggapai kedudukan tinggi dan mulia di sisi Allah SWT.

    “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajud lah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (al-Israa`: 79)

Kedua, Untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menghapus dosa-dosa yang pernah dilakukan.

“Lakukanlah shalat malam. Sesungguhnya shalat malam merupakan kesungguhan orang soleh sebelum kamu, dan ia akan mendekatkan kamu kepada Allah serta  menghapuskan dosa-dosamu.” (HR. Salman al-Farisi)

Ketiga, Bagi mereka yang melakukannya secara berkesinambungan, maka akan dicatat sebagai orang-orang yang baik, serta berhak mendapat balasan kebaikannya dan rahmat dari Allah.

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman -taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu  di dunia adalah orang orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (adz-Dzariyat: 15-18)

Keempat, Mereka yang melakukan shalat malam akan mendapat pujian dari Allah SWT. 

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang  yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila  orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (al-Furqaan: 63-64)

Kelima, akan dipersaksikan sebagai orang yang beriman. 

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya  dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka.”  (as-Sajdah: 16 )

Keenam, Shalat qiyamul lail akan membuat furqan (perbedaan)  antara mereka yang melakukannya dan yang tidak.

“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?  Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima  pelajaran.” (az-Zumar: 9)

Ketujuh, Mereka yang melakukannya akan masuk ke surga dengan damai dan sejahtera.

“Wahai sekalian manusia! Sebarkanlah salam, berikanlah makanan kepada yang berhak, hubungkanlah  silaturahim, dan shalatlah ditengah malam ketika orang lain lelap tidur, maka kalian masuk kedalam surga dengan penuh kedamaian.” (HR. al-Hakim, Ibnu Majah, dan at-Tirmidz )




Sumber :  NASKAH PESONA ISLAM

Rubrik        : Fiqih Kehidupan
Tema            : Qiyamul Lail (Shalat Malam)
Episode        :       
Narasumber        : Dr. Salim Segaf al-Jufri
Presenter        : Abdul Muyassir, Lc.

Jumat, 13 Mei 2011

Fiqih sunnah untuk wanita

 
Penulis Syaikh Abu Malik Kamal
Rp. 112.000
 
.
Saat ini, wanita muslimah berada di tengah gempuran dahsyat berbagai gelombang fitnah, terutama fitnah yang terkait dengan kehidupan keseharian mereka. Terlebih, jika kita mengingat musuh-musuh mereka yang terdiri dari kaum kafir yang berusaha dengan gigih melepaskan mereka dari rasa malu dan kesucian, serta menjauhkan mereka dari manhaj Nabi saw. Semuanya dilakukan dengan cara membuat wanita muslimah tidak memahami atau membuatnya ragu akan masalah-masalah agama. Untuk menghadapi gempuran itu, kaum wanita membutuhkan buku yang menjelaskan berbagai persoalan fiqih yang mereka hadapi. Mulai dari A hingga Z; dari thaharah (bersuci) hingga shalat sunah; dari puasa hingga zakat; hingga masalah pernikahan, perceraian, dan waris. Buku Fiqih Sunah untuk Wanita yang ditulis oleh Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim ini telah berhasil menggabungkan kekuatan dan otentisitas materi dengan gaya penyampaian yang mudah dipahami. Dalil-dalil yang digunakan shahih dan merujuk pada pendapat generasi salaf, sehingga tidak ada satu pun pendapat atau penjelasan yang diragukan. Karena itu, buku ini sangat dibutuhkan oleh kaum wanita untuk dipelajari dan diamalkan isinya. Juga bagi laki-laki yang memiliki tanggungan wanita untuk mengajarkan isi buku ini kepada mereka.

untuk pemesanan : hubungi 085718987875 (helmi)